PEMBORAN SUMUR LANDAIAN SUHU Kronologi Pemboran

PEMBORAN SUMUR LANDAIAN SUHU Kronologi Pemboran




Sumur Landaian Suhu TAD ditajak dengan menggunakan tricone bit 6 7/8”, dilanjutkan dengan bor formasi dari permukaan hingga kedalaman 6 m, sirkulasi pakai lumpur. Cabut rangkaian TB 6 7/8” sampai permukaan dan masuk rangkaian casing 6” (casing pelindung) sampai kedalaman 6 m. Masuk rangkaian CB 3 1/2” + HQ sampai kedalaman 6 m, bor formasi (coring) sampai kedalaman 39 m, terjadi hilang sirkulasi sebagian dikedalaman 38-39 m (Partial Loss Circulation/PLC=10 Lpm), atasi hilang sirkulasi sebagian dengan menggunakan serbuk gergaji dan bentonit. Lanjut bor sampai kedalaman 52 m, terjadi hilang sirkulasi sebagian di kedalaman 52 m (PLC=10 Lpm). Atasi hilang sirkulasi sebagian ini dengan melakukan semen sumbat. Cabut rangkaian sampai permukaan, masuk rangkaian OEBQ sampai kedalaman 52 m, lakukan semen sumbat dengan 2 sak semen (SG=1,7), dorong pakai air. Cabut rangkaian OEBQ sampai permukaan dan TSK. Masuk rangkaian core barrel untuk jajagi puncak semen (TOC=51,2 m), bor semen dari kedalaman 51,2 sampai kedalaman 52,40 m, sirkulasi pakai lumpur. Lakukan observasi loss, PLC = <>

Bor formasi (coring) dari kedalaman 100,40 m sampai kedalaman 160 m. Sirkulasi untuk membersihkan lubang sumur, sambil persiapan untuk pengukuran logging II. Setelah pengukuran logging tekanan dan temperatur dilanjutkan dengan bor formasi (coring) dari kedalaman 100,40 m hingga kedalaman akhir, 250 m. Selama proses pengeboran sumur TAD ini banyak kendala yang dihadapi seperti terjadinya kerusakan mesin bor, pompa lumpur, hingga terjepitnya rangkaian pipa bor. Keseluruhan masalah yang terjadi dapat diatasi oleh regu pemboran.

Geologi Sumur TAD

Susunan batuan sumur TAD dari permukaan sampai kedalaman 23 m terdiri dari endapan aluvial (0-3 m) dan batu gamping terumbu (3-23 m) yang tidak mengalami ubahan hidrotermal,

Pada kedalaman 23 m hingga 250 m ditempati oleh selang-seling breksi tufa terubah dan andesit terubah dengan sisipan-sisipan tipis andesit basaltis, tufa dasitik terubah dan tufa terubah (ash flow). Keseluruhan batuan ini merupakan selang-seling antara endapan piroklastika dengan endapan aliran lava dan sisipan tipis endapan aliran piroklastik yang tidak diketahui sumber erupsinya. Diperkirakan sebagai anggota dari batuan vulkanik Tersier Formasi Alor.

Ubahan Hidrotermal

Hasil analisis contoh batuan dari permukaan hingga kedalaman 250 m menunjukkan bahwa batuan telah mengalami ubahan hidrotermal dengan mineral ubahan dalam jumlah yang bervariasi, terdiri dari mineral lempung (Cl), kalsit/karbonat (Ca), klorit (Ch), kuarsa sekunder (SQ), oksida besi (IO), pirit (Py) dan anhidrit/An .

Kehadiran mineral-mineral ubahan tersebut umumnya terbentuk sebagai pengganti/ replacement dari mineral plagioklas, mineral hitam dan masadasar/matrik pada batuan breksi tufa, andesit basaltis, andesit, tufa dasitik dan tufa terubah (ash flow). Diduga jenis fluida yang mempengaruhi pembentukannya, bersifat netral dengan temperatur pembentukannya relatif rendah hingga sedang.

Batuan pada sumur TAD dari selang kedalaman 23-250 m telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas ubahan lemah hingga kuat (SM/TM = 10 – 65%), dicirikan oleh proses argilitisasi, dengan/tanpa karbonatisasi, kloritisasi, piritisasi, oksidasi, silisifikasi/devitrifikasi dan anhidritisasi.

Dari distribusi mineral ubahan menunjukkan bahwa batuan dari permukaan hingga kedalaman 23 m belum mengalami ubahan hidrotermal dan dapat digolongkan sebagai lapisan penutup atau OVERBURDEN.

Sedangkan batuan yang terdapat pada selang kedalaman antara 23 – 250 m telah mengalami ubahan hidrotermal dan dapat digolongkan dalam tipe ubahan ARGILIK yang berfungsi sebagai batuan penudung panas (CAP ROCK / CLAY CAP).

Logging

Pengukuran logging dilakukan dalam 3 tahap pengukuran yaitu : logging I pada kedalaman 100 m (T awal = 31°C, T maksimum = 34°C dan P maksimum = 6 KSc). Pengukuran logging II dilakukan pada kedalaman 160 m (T awal = 30°C, T maksimum = 34°C dan P maksimum = 8 KSc). Pengukuran logging III dilakukan pada kedalaman 250 m (T awal = 30°C, T maksimum = 39°C dan P maksimum = 10 KSc). Secara keseluruhan, dari ketiga tahapan pekerjaan logging pada sumur TAD-2 menunjukkan kenaikkan temperatur yang relatif kecil (9°C), tidak begitu tinggi bila dibandingkan dengan gradient geothermis.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Free Blog Templates

Powered By Blogger

Blog Tricks

Powered By Blogger

Easy Blog Tricks

Powered By Blogger
© Grunge Theme Copyright by migasnet11windi8009.blogspot.com | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks